Thursday 19 March 2015

Ibu menyanyangiku (Nurmalia Maqoma mahmuda)


Kerangka Cerpen

·         Tema                                     :  Kasih sayang orang tua

·         Tujuan                                 : Memberi Pelajaran

·         Penokohan                         : ibu,ayah,lisa,mpok icu

·         Tahap Penceritaan          : pembukaan,perkenalan,isi,akhir cerita

·         Perkenalan                         :paragraf 1-2

·         Komplikasi                          :paragraf 3-4

·         Klimaks                                 :paragraf 5-6

·         Amanah                               : Jangan salah sangka buruk terhadap siapapun,belajar memaaf




 
Ibu Menyayangiku
Aku berjalan tergesa- gesa. Tak sabar ingin sampai di rumah. Di dalam pikiranku aku melihat ayah dan ibu yang gembira karena berita besar yang akan ku beri tahu.
“Aku menang lomba menulis novel yah!” ucapku begitu sampai dirumah sambil menunjukan pialaku. Ayah menurunkan koran yang sedang dibacanya dan melihatku sebentar dan kembali membaca koran .
Melihat wajah datar ayah membuatku sedih .”Ayah, dimana ibu?” tanyaku kepada ayah.” Coba kamu lihat di ruang membaca”.”ibu,” ucapku, tidak ada jawaban. “ibu” masih tidak ada yang menjawab.Mungkin ibu sedang pergi ke luar negri. Aku memutuskan  untuk sholat isya dan beristirahat.
Aku merasa tidak ada yang peduli lagi. Prestasi yang kudapatkan adalah hal yang sia -sia dan tidak pernah membuat ayah dan ibu bangga. Saat itu juga aku memutuskan untuk kabur dari rumah dan menginap sebentar di rumah temanku Clarissa.
Sudah beberapa hari berlalu, ibu dan ayah tidak mencariku aku mulai gelisah. Saat aku kembali ke rumah aku tidak melihat ayah dan ibu yang ku lihat hanyalah mpok icu yang terlihat gelisah.”Ada apa mpok?” tanyaku.”Ibu sakit neng,dirawat dirumah sakit, pesan bapak kalau eneng pulang eneng harus segera ke rumah sakit permata”.
Tanpa berpikir panjang, aku bergegas menuju rumah sakit dimana ibu dirawat. Sesampainya disana,aku langsung naik lift menuju lantai kamar ibu. Setelah keluar dari lift, dengan tergesa gesanya aku langsung mencari kamar ibu dan akhirnya melihat ibu terbaring lemah dikasur. Ayah yang terlihat putus-asa membuatku merasa bersalah karna kabur dan menginap dirumah Clarissa karena tidak memberi kabar ke ayah ataupun ibu.
Aku melihat suster yang sedang berjalan kearahku,”mbak,katanya ibu ingin berbicara sebentar” ucapnya terhadapku, aku yang sedang berdiri dan bersedih langsung mengikuti arah suster itu berjalan menuju kamar dimana ibu dirawat.
“Lisa, maafkan ibu kalau selama ini ibu tidak memperhatikanmu dan maaf jika ibu belum meluangkan waktu untukmu” ucap ibu terbata bata. Mendengar ibu berbicara seperti itu melumpuhkan hatiku.”Maafkan lisa juga ya bu atas segalanya” jawabku. Itulah kalimat terakhir ibu.



 

No comments:

Post a Comment