Kerangka
Cerpen
·
Tema : Kasih sayang orang tua
·
Tujuan :
Memberi Pelajaran
·
Penokohan : ibu,ayah,lisa,mpok
icu
·
Tahap Penceritaan : pembukaan,perkenalan,isi,akhir
cerita
·
Perkenalan :paragraf 1-2
·
Komplikasi :paragraf 3-4
·
Klimaks :paragraf 5-6
·
Amanah : Jangan salah sangka buruk terhadap
siapapun,belajar memaaf
Ibu
Menyayangiku
Aku
berjalan tergesa- gesa. Tak sabar ingin sampai di rumah. Di dalam pikiranku aku
melihat ayah dan ibu yang gembira karena berita besar yang akan ku beri tahu.
“Aku
menang lomba menulis novel yah!” ucapku begitu sampai dirumah sambil menunjukan
pialaku. Ayah menurunkan koran yang sedang dibacanya dan melihatku sebentar dan
kembali membaca koran .
Melihat
wajah datar ayah membuatku sedih .”Ayah, dimana ibu?” tanyaku kepada ayah.”
Coba kamu lihat di ruang membaca”.”ibu,” ucapku, tidak ada jawaban. “ibu” masih
tidak ada yang menjawab.Mungkin ibu sedang pergi ke luar negri. Aku memutuskan untuk sholat isya dan beristirahat.
Aku
merasa tidak ada yang peduli lagi. Prestasi yang kudapatkan adalah hal yang sia
-sia dan tidak pernah membuat ayah dan ibu bangga. Saat itu juga aku memutuskan
untuk kabur dari rumah dan menginap sebentar di rumah temanku Clarissa.
Sudah
beberapa hari berlalu, ibu dan ayah tidak mencariku aku mulai gelisah. Saat aku
kembali ke rumah aku tidak melihat ayah dan ibu yang ku lihat hanyalah mpok icu
yang terlihat gelisah.”Ada apa mpok?” tanyaku.”Ibu sakit neng,dirawat dirumah
sakit, pesan bapak kalau eneng pulang eneng harus segera ke rumah sakit
permata”.
Tanpa
berpikir panjang, aku bergegas menuju rumah sakit dimana ibu dirawat. Sesampainya
disana,aku langsung naik lift menuju
lantai kamar ibu. Setelah keluar dari lift,
dengan tergesa gesanya aku langsung mencari kamar ibu dan akhirnya melihat ibu
terbaring lemah dikasur. Ayah yang terlihat putus-asa membuatku merasa bersalah
karna kabur dan menginap dirumah Clarissa karena tidak memberi kabar ke ayah
ataupun ibu.
Aku
melihat suster yang sedang berjalan kearahku,”mbak,katanya ibu ingin berbicara
sebentar” ucapnya terhadapku, aku yang sedang berdiri dan bersedih langsung
mengikuti arah suster itu berjalan menuju kamar dimana ibu dirawat.
“Lisa,
maafkan ibu kalau selama ini ibu tidak memperhatikanmu dan maaf jika ibu belum
meluangkan waktu untukmu” ucap ibu terbata bata. Mendengar ibu berbicara
seperti itu melumpuhkan hatiku.”Maafkan lisa juga ya bu atas segalanya”
jawabku. Itulah kalimat terakhir ibu.
No comments:
Post a Comment